Kamis, 26 September 2013

Tugas presentasi ke-2 KESETIMBANGAN HETEROGEN


 KESETIMBANGAN HETEROGEN


            Kesetimbangan heterogen adalah kesetimbangan kimia dengan zat-zat yang berada dalam keadaan setimbang mempunyai wujud zat yang berbeda (dua fasa atau lebih).
Contoh:
H2O(l)            →→   H2O(g)
C(s)   +   H2O(g)       →         CO(g)  +  H2(g)
CaCO3(g)        →       CaO(s)  +  CO2(g)
Fe2O3(s)  +  3CO(g)         →                  2Fe(s)  +  3CO2(g)
Ag(aq)  +  Fe2+ (aq)         →         Ag(s)  +  Fe3+ (aq)

A. Pergeseran Kesetimbngan
         Hubungan antara reaksi yang timbul pada sistem kesetimbangan kimia dengan aksi atau pengaruh yang di berikan dari luar di rumuskan oleh Hendri Louis Le Chatelier, hubungan tersebut di kenal dengan asas le chatelier yaitu apabila pada sistem kesetimbangan yang sedang berlangsung di lakukan suatu aksi ,maka timbul reaksi dari sistem sehingga pengaruh aksi tersebut dapat diperkecil.
 Faktor-Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia Pada Reaksi Heterogen :
1. Perubahan konsentrasi
        Jika ke dalam kesetimbangan,konsentrasi pereaksi ditambah atau diperbesar,maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan (zat hasil) sehingga konsentrasi zat hasil bertambah sebaliknya, jika konsentrasi pereaksi di kurangi atau diperkecil,maka kesetimbangan bergeser ke kiri(pereaksi)sehingga konsentrasi pereaksi bertambah.
          Pada sistem kesetimbangan heterogen di dalam larutan,konsentrasi zat cair adalah  tetap. Dengan demikian,perubahan konsentrasi zat padat dan zat cair  dalam sistem kesetimbangan tidak berpengaruh terhadap pergeseran kesetimbangan.
Contoh:
AB (s)     →       A+(aq)  +  B-(aq)
Kesetimbangan hanya di pengaruhi oleh perubahan konsentrasi zat A+ dan B-,pada sistem kesetimbangan heterogen yang menyangkut fase gas, sistem kesetimbangan hanya di pengaruhi oleh perubahan konsentrasi komponen yang berwujud gas.Komponen yang berwujud padat dan cair, konsentrasinya adalah tetap.
Contoh:
AB(s)         →    A(s) + B(g)
Kesetimbangan reaksi di atas hanya di pengaruhi oleh perubahan konsentrasi zat B.

2.Perubahan tekanan / volume
       Hukum Boyle : Jika dalam sistem kesetimbangan volume ruang di perbesar (atau tekanan diperkecil) maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang jumlah koefisiennya lebih besar,sebaliknya dalam jika sistem kesetimbangan volume ruang di perkecil (atau tekanan di perbesar), maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang jumlah koefisiennya lebih kecil.

Pada sistem kesetimbangan heterogen pengaruh perubahan volume dan tekanan pada pergeseran kesetimbangan tidak  di pengaruhi oleh zat padat dan zat cair,tetapi hanya di pengaruhi oleh komponen yang berwujud gas.

3.Perubahan temperatur
         Van’t Hoff : Jika dalam sistem kesetimbangan suhu ruang di naikkan kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang membutuhka kalor(endoterm).Sebaliknya jika dalam sistem kesetimbangan suhu ruang di turunkan, kesetimbangan bergeser ke arah reaksi yang mengeluarkan kalor (eksoterm).
Pada  sistem kesetimbangan heterogen, pengaruh suhu sama dengan pada sistem kesetimbangan homogen.Wujud zat tidak berpengaruh terhadap perubahan suhu.
Contoh:
A(g)  +  B(g)        →  C(g)  +  D(g)   ∆H= -X Kj
Reaksi 1 adalah eksoterm, yaitu zat A dan B membebaskan kalor untuk membuat zat C dan D, reaksi 2 adalah endoterm yaitu zat C dan D menyerap kalor untuk membuat zat A dan B.


B. Tetapan Kesetimbangan
1.hukum kesetimbangan
Dalam suatu kesetimbangan kimia, berlaku hukum kesetimbangan (Hukum Guldberg dan Waage) yang menyatakan sebagai berikut:
Dalam  keadaan setimbang pada suhu tertentu,hasil kali konsentrasi hasil reaksi di bagi hasil kali konsentrasi pereaksi yang ada dalam sistem kesetimbangan,yang masing-masing di pangkatkan dengan koefisiennya mempunyai harga tetap.
Hasil bagi tersebut disebut tetapan kesetimbangan kimia (K)

2.Penetapan harga tetapan kesetimbangan  berdasarkan konsentrasi
        Tetapan kesetimbangan pada sistem heterogen dapat di bedakan menjadi :
a.Pada kesetimbangan heterogen yang menyangkut fasa larutan, tetapan kesetimbangan hanya di tentukan oleh komponen-komponen yang berfasa larutan(aq) sedangkan komponen-komponen yang berfasa padat atau cair dianggap tetap.
Contoh:
Cu2+ (aq) +  2H2O(l)             →       Cu(OH)2(s)  +   H+(aq)
Kc =( H+)2 / [Cu2+]

b.pada  kesetimbangan heterogen yang menyangkut fasa gas, ketetapan kesetimbangan hanya di tentukan oleh komponen-komponen yang berfasa gas,komponen-komponen yang berfase padat dan cair dianggap tetap.
Contoh:
C(s)  +  CO2(g)        →            2CO(g)
Kc=[CO]2 / [CO]

c. tetapan kesetimbangan berdasar tekanan persial(Kp)
         Tetapan kesetimbangan untuk reaksi gas dapat di nyatakan dengan tekanan persial.Tekanan persial adalah tekanan bagian tiap-tiap gas ,tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan persial (Kp) adalah hasil kali tekanan persial gas-gas hasil reaksi dibagi dengan hasil kali tekanan persial gas-gas pereaksi setelah masing –masing di pangkatkan dengan koefisiennya.
          Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kc) dalam kesetimbangan heterogen ditentukan oleh zat yang berfase gas dan larutan,sedangkan tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi (Kp) dalam kesetimbangan heterogen hanya ditentukan oleh zat yang berfase gas saja.
Contoh:
1.        CaCO3 (s)    →            CaO (s)   +  CO2(g)
Kc=[CO2]
Kp=PCO2
2.      BiCl3(aq)  +  H2O(l)           →        BiOCl(s)   +  2HCl(aq)
Kc= - (tidak ada fase gas)
Kc=[HCl]2/[BiCl3]
BiOCl(s) dan H2O(l) tidak disertakan dalam persamaan Kc dan Kp.


Hubungan Kp dan Kc
Hubungan antara harga Kp dan Kc dapat di nyatakan sebagai berikut:
Kp = Kc. (RT)∆n
Dimana: 
R   = 0,082  L.atm.K-1.mol-1
T   = Suhu mutlak kelvin (tºC + 273)K
∆n = Jumlah koefisien gas produk (kanan)- jumlah koefisien gas rekatan(kiri)



C. Kesetimbangan Disosiasi (penguraian)
Disosiasi adalah peristiwa penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana dan peristiwa penguraian merupakan reaksi kesetimbangan.Derajat disosiasi (α) adalah perbandingan jumlah mol yang berdisosiasi dengan jumlah mol zat mula-mula sebelum disosiasi, secara sistematis dapat di rumuskan :
        ( α ) =  ∑ mol zat yang berdisosiasi
                       ∑ mol zat mula-mula

Harga α berkisar antara 0 sampai dengan 1.Dengan demikian ,kesetimbangan disosiasi akan terjadi jika α memiliki harga 0< α <1, jika α=0 berarti zat belum berdisosiasi, α=0,5 berarti zat berdisosiasi separuh dari jumlah zat mula-mula,dan α=1 berarti zat berdisosiasi sempurna.


C. Sistem Kesetimbngan Dalam Industri
          Prinsip sistem kesetimbangan kimia banyak digunakan dalam industri kimia.Agar proses dalam industri bernilai ekonomis tinggi,harus di ciptakan kondisi yang tepat.Hal ini di maksudkan agar hasil yang terbentuk maksimum,berkualitas tinggi,berlangsung cepat dan efisien dalam penggunaan bahan baku.Agar maksimum ,reaksi kesetimbangan di buat bergeser ke arah produk atau zat hasil.Agar hasil berkualitas tinggi dengan bahan baku sehemat mungkin, kemurnian bahan baku harus terjamin dan terbentuknya residu dapat di hindari.Agar reaksi berlangsung cepat biasanya di gunakan katalis yang tepat.Kondisi demikian disebut keadaan optimum.Dengan demikian,faktor konsentrasi,volume,tekanan,dan suhu harus di perhatikan berdasarkan asas le chatelier .Contoh penggunaan prinsip sistem kesetimbangan kimia dalam industri kimia yaitu pembuatan asam sulfat melalui proses kontak.
          Pembuatan asam sulfat(H2SO4) melalui proses kontak yaitu dengan mengoksidasi SO2 dengan gas O2 dari udara dengan katalis vanadium pentaoksida (V2O5). Gas SO2 di peroleh dengan cara membakar belerang di udara menurut reaksi sebagai berikut:
S(s)  +  O2(g)       →        SO2(g)
Gas SO2 yang ada kemudian di alirkan melalui pipa katalis menurut reaksi sebagai berikut
2SO2(g)  +  O2(g)        →         2SO3(g)    ∆H = -45,2 kkal
Suhu  optimum  yang di gunakan 400ºC Gas SO3 yang terbentuk di alirkan dalam larutan asam sulfat encer sehingga terbentuklah asam pirosulfat (H2S2O7)  menurut reaksi sebagai berikut:
H2SO4(aq)   +  SO3(g)      →             H2S2O7(l)
Asam piro sulfat yang terbentuk di aliri air sehingga terbentuk asam  sulfat menurut reaksi:
H2S2O7(l)   +   H2O(l)       →       2H2SO4(l)
Asam sulfat murni merupakan zat cair tak berwarna, agar kental , mudah  larut  dalam air , korosif,penggunaan asam sulfat antara lain:
1.pembuatan  pupuk amonium sulfat
2. pemurnian minyak tanah
3. pada industri baja untuk menghilangkan kerak besi sebelum bajanya di lapisi timah atau seng
4. pada pembuatan zat warna
5. pada industri tekstil,cat,plastik,aki,dan bahan peledak.


Senin, 16 September 2013

Tugas Kimia Ke-1 PKK Teknik Industri angktan 23

Minggu, 15 September 2013

MATERI DAN PERUBAHANNYA



A. MATERI

a)Pengertian materi
Materi disebut juga zat adalah sesuatu yang memiliki massa, volume dan sifat-sifat.

b) Wujud materi
Menurut wujudnya materi dikelompokkan menjadi tiga yaitu: padat, cair dan gas.

• Materi yang tergolong dalam wujud gas, misalnya : udara, gas bumi, gas elpiji, uap air, gas kapur, kapur barus.
• Materi dalam wujud cair misalnya : air, minyak goreng, alkohol, bensin, solar, larutan gula, air laut.
• Materi dalam wujud padat misalnya : baja, batu dan kapur.



c) Sifat Materi

Jenis materi dikenal berdasarkan sifat-sifatnya dan dibedakan menjadi dua macam, yaitu sifat kimia dan sifat fisika
Ø Sifat fisika :
Yaitu sifat materi yang berkaitan dengan peristiwa fisika,
misalnya : massa jenis, titik didih, titik lebur, kalor lebur, rasa, warna, dan bau
Contoh :
• Hidrogen sulfida, zat yang tidak dapat dilihat, karena tidak dapat dilihat tetapi dikenal dengan baunya.
• Air massa jenisnya 1 gram siap dan titik didihnya 100oC
• Besi melebur pada 1500oCØ Sifat Kimia :


Sifat kimia adalah sifat suatu materi yang berkaitan dengan peristiwa kimia yang meliputi :
v Keterbakaran : Tingkat kemudahan suatu materi dapat terbakar, misalnya :

• Asbes, besi, aluminium, air tidak bisa terbakar.

vKereaktipan : Mudah atau tidaknya suatumateri bereaksi, misalnya tingkat keterbakaran, inisasi, peruraian dan pembentukan.

Misalnya :
• Zat-zat yang dapat terurai
• Batu kapur dipanasi terurai menjadi kapur tohor
    (kapur sirih dan gas karbon dioksida).
• Mercuri oksida dipanasi menjadi logam mercuri dan gas oksigen.


 Perubahan Materi


Materi dapat mengalami perubahan jika dipengaruhi oleh energi kalor, listrik atau kimia. Perubahan materi dibedakan dalam dua macam yaitu perubahan fisika dan perubahan kimia

a) Perubahan fisika :
Suatu materi mengalami perubahan fisika, jika jenisnya tidak berubah, meskipun sifat-sifat fisikanya mengalami perubahan.
Misalnya : Es jika dipanasi berubah air selanjutnya menjadi uap.
Dalam peristiwa ini terjadi perubahan wujud, yaitu padat menjadi cair akhirnya menjadi uap, tetapi jenis zat tetap yaitu air.

b) Perubahan Kimia
Suatu materi mengalami perubahan kimia jika jenis zat berubah
Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia atau reaksi
Misalnya :
1. Kertas dibakar, zat yang terjadi sesudah pembakaran, abu, asap disertai energi kalor dan cahaya.
Zat sebelum dibakar kertas, zat setelah dibakar abu dan asap yang berbeda jenisnya dengan zat sebelum dibakar yaitu kertas.

Jumat, 13 September 2013

APA ITU "ILMU KIMIA"?

1.1 Ruang Lingkup Ilmu Kimia

Secara singkat, Ilmu Kimia adalah ilmu rekayasa materi yaitu mengubah suatu materi menjadi materi yang lain.

Secara lengkap, Ilmu Kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang :
1.Susunan materi = mencakup komponen-komponen pembentuk materi dan perbandingan tiap komponen tersebut.
2.Struktur materi = mencakup struktur partikel-partikel penyusun suatu materi atau menggambarkan bagaimana atom-atom penyusun materi tersebut saling berikatan.
3.Sifat materi = mencakup sifat fisis (wujud dan penampilan) dan sifat kimia. Sifat suatu materi dipengaruhi oleh : susunan dan struktur dari materi tersebut.
4.Perubahan materi = meliputi perubahan fisis/fisika (wujud) dan perubahan kimia (menghasilkan zat baru).
Energi yang menyertai perubahan materi = menyangkut banyaknya energi yang menyertai sejumlah materi dan asal-usul energi itu.
  • Ilmu Kimia dikembangkan oleh para ahli kimia untuk menjawab pertanyaan “apa” dan “mengapa”tentang sifat materi yang ada di alam. 
  • Pengetahuan yang lahir dari upaya untuk menjawab pertanyaan“apa” merupakan suatu fakta yaitu : sifat-sifat materi yang diamati sama oleh setiap orang akan menghasilkan Pengetahuan Deskriptif. 
  • Pengetahuan yang lahir dari upaya untuk menjawab pertanyaaan “mengapa” suatu materi memiliki sifat tertentu akan menghasilkan Pengetahuan Teoritis.
Skema bagaimana Ilmu Kimia dikembangkan :
Para ahli KimiaMengamati
Menggolongkan
Menafsirkan data
Menarik kesimpulan umum
Merancang dan melakukan eksperimen
Menciptakan teori
Pengetahuan Kimia


Untuk memecahkan masalah kimia, digunakan Metode Ilmiah yaitu :
  • Merumuskan masalah 
  • Mengumpulkan keterangan 
  • Menyusun hipotesis (dugaan sementara) 
  • Menguji hipotesis dengan eksperimen 
  • Menarik kesimpulan 
  • Menguji kesimpulan dengan eksperimen 
Suatu penelitian hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 
  • Masalah yang dipilih merupakan masalah yang menarik dan tidak membosankan 
  • Peneliti mempunyai keahlian dan kecakapan yang cukup 
  • Waktu yang digunakan untuk penelitian cukup 
  • Sarana dan prasarana pendukungnya mudah diperoleh 
  • Hasil penelitian dapat bermanfaat bagi orang banyak dan tidak berbahaya
Perumusan masalah harus memperhatikan beberapa hal yaitu : 
  • Berupa kalimat tanya 
  • Singkat, jelas dan spesifik 
  • Memberikan gambaran jawaban yang didasarkan pada data dan cara melakukan pengumpulan data
Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam menyusun hipotesis :
  • Dapat diuji kebenarannya 
  • Disusun sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan kesimpulan 
  • Dapat menjawab permasalahan yang diajukan saat awal penelitian 
  • Harus sederhana dan dirumuskan dengan baik

Jenis-jenis penelitian berdasarkan cara memperoleh data :

a) Penelitian Primer = penelitian yang membutuhkan data dari sumber pertama (responden) Meliputi :
             1.Studi Kasus
             2.Survei
             3.Riset
             4.Eksperimental
b) Penelitian Sekunder = penelitian yang menggunakan data bukan dari sumber pertama.

Dalam penelitian juga dikenal istilah Variabel yaitu faktor atau unsur yang ikut menentukan perubahan.
Jenis-jenis variabel :
  • Variabel Bebas = variabel yang mempengaruhi variabel lain (= variabel manipulasi) 
  • Variabel Terikat = variabel yang terjadi karena perlakuan variabel bebas (= variabel respon) 
  • Variabel Kontrol = variabel yang dibuat sama dalam suatu percobaan / penelitian sehinggaberfungsi sebagai pengendali atau pembanding (= disebut juga variabel tetap)
Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian melalui analisis.
Jenis-jenis data dalam penelitian :
  • Data Primer = data yang diperoleh langsung dari objeknya (sumber pertama). 
  • Data Sekunder = data yang diperoleh secara tidak langsung dari objeknya tetapi melalui sumber lain, baik secara lisan maupun tulisan.

Sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang peneliti
:
  1. Jujur dan tekun 
  2. Dapat membedakan fakta dan opini 
  3. Berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan argumentasi 
  4. Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu yang ingin diteliti dan mengembangkannya 
  5. Peduli terhadap lingkungan dan melakukan kegiatan yang menunjukkan kepedulian tersebut 
  6. Berpendapat secara ilmiah dan kritis 
  7. Terbuka atas usulan dan pendapat orang lain 
  8. Objektif mengenai keadaan yang sebenarnya 
  9. Teliti, cermat dan akurat

1.2 Manfaat Mempelajari Ilmu Kimia

Meliputi :
  1. Pemahaman kita menjadi lebih baik terhadap alam sekitar dan berbagai proses yang berlangsung di dalamnya. 
  2. Mempunyai kemampuan untuk mengolah bahan alam menjadi produk yang lebih berguna bagi manusia. 
  3. Membantu kita dalam rangka pembentukan sikap.
Secara khusus, ilmu kimia mempunyai peranan sangat penting dalam bidang : kesehatan, pertanian, peternakan, hukum, biologi, arsitektur dan geologi.
Dibalik sumbangannya yang besar bagi kehidupan kita, secara jujur harus diakui bahwa perkembangan ilmu kimia juga memberikan dampak negatif bagi kehidupan manusia.

1.3 Cabang-Cabang Ilmu Kimia


Meliputi :
  1. Kimia Analisis= mempelajari tentang analisis bahan-bahan kimia yang terdapat dalam suatu produk. 
  2. Kimia Fisik= fokus kajiannya berupa penentuan energi yang menyertai terjadinya reaksi kimia, sifat fisis zat serta perubahan senyawa kimia. 
  3. Kimia Organik= mempelajari bahan-bahan kimia yang terdapat dalam makhluk hidup. 
  4. Kimia Anorganik= kebalikan dari kimia organik; mempelajari benda mati. 
  5. Kimia Lingkungan= mempelajari tentang segala sesuatu yang terjadi di lingkungan, terutama yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan dan cara penanggulangannya. 
  6. Kimia Inti ( Radiokimia )= mempelajari zat-zat radioaktif. 
  7. Biokimia= cabang ilmu kimia yang sangat erat kaitannya dengan ilmu biologi. 
  8. Kimia Pangan= mempelajari bagaimana cara meningkatkan mutu bahan pangan. 
  9. Kimia Farmasi= fokus kajiannya berupa penelitian dan pengembangan bahan-bahan yang mengandung obat.

1.4 Perkembangan Ilmu Kimia

  1. Sekitar tahun 3500 SM, di Mesir Kuno sudah mempraktekkan reaksi kimia (misal : cara membuat anggur, pengawetan mayat).
  2. Pada abad ke-4 SM, para filosofis Yunani yaitu Democritus dan Aristoteles mencoba memahami hakekat materi.
    Menurut Democritus = setiap materi terdiri dari partikel kecil yang disebut atom.
    Menurut Aristoteles = materi terbentuk dari 4 jenis unsur yaitu : tanah, air, udara danapi.
  3. Abad pertengahan (tahun 500-1600), yang dipelopori oleh para ahli kimia Arab dan Persia.
    Kimia lebih mengarah ke segi praktis. Dihasilkan berbagai jenis zat seperti : alkohol, arsen, zink asam iodida, asam sulfat dan asam nitrat.
    Nama ilmu kimia lahir, dari kata dalam bahasa Arab (al-kimiya = perubahan materi) oleh ilmuwan Arab Jabir ibn Hayyan (tahun 700-778).
  4. Abad ke-18, muncul istilah Kimia Modern. Dipelopori oleh ahli kimia Perancis Antoine Laurent Lavoisier (tahun 1743-1794) yang berhasil mengemukakan hukum kekekalan massa.
  5. Tahun 1803, seorang ahli kimiaJohn Dalton (tahun 1766-1844) mengajukan teori atom untuk pertama kalinya. Sejak itu, ilmu kimia terus berkembang pesat hingga saat ini.

1.5 Pengenalan Laboratorium

Laboratorium = suatu tempat bagi seorang praktikan untuk melakukan percobaan.
Praktikan = orang yang melakukan percobaan.

Bahan Kimia
Jenis bahan kimia berdasarkan sifatnya :
  • mudah meledak (explosive) 
  • pengoksidasi (oxidizing) 
  • karsinogenik (carcinogenic : memicu timbulnya sel kanker) 
  • berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment) 
  • mudah menyala (flammable) 
  • beracun (toxic) 
  • korosif (corrosive) 
  • menyebabkan iritasi (irritant)
Persiapan kerja di laboratorium :
  1. Merencanakan percobaan yang akan dilakukan sebelum memulai praktikum 
  2. Menggunakan peralatan kerja (kacamata, jas praktikum, sarung tangan dan sepatu tertutup) 
  3. Bagi wanita yang berambut panjang, diharuskan mengikat rambutnya 
  4. Dilarang makan, minum dan merokok 
  5. Menjaga kebersihan meja praktikum dan lingkungan laboratorium 
  6. Membiasakan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih terutama sehabis praktikum 
  7. Bila kulit terkena bahan kimia, jangan digaruk agar tidak menyebar 
  8. Memastikan bahwa kran gas tidak bocor sewaktu hendak menggunakan bunsen 
  9. Pastikan bahwa kran air selalu dalam keadaan tertutup sebelum dan sesudah melakukan praktikum

1.6 Teknik Bekerja di Laboratorium

Penanganan terhadap bahan kimia :
  1. Menghindari kontak langsung dengan bahan kimia 
  2. Menghindari untuk mencium langsung uap bahan kimia 
  3. Menggunakan sarung tangan 
Jika ingin memindahkan bahan kimia :
  1. Membaca label bahan kimia (minimal 2 kali) 
  2. Memindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan 
  3. Tidak menggunakan secara berlebihan 
  4. Jika ada sisa, jangan mengembalikan bahan kimia ke dalam botol semula untuk mencegah kontaminasi 
  5. Menggunakan alat yang tidak bersifat korosif untuk memindahkan bahan kimia padat 
  6. Untuk bahan kimia cair, pindahkan secara hati-hati agar tidak tumpah 
Jika terkena bahan kimia :
  1. Bersikap tenang dan jangan panik 
  2. Meminta bantuan teman yang ada di dekat Anda 
  3. Membersihkan bagian yang mengalami kontak langsung (dicuci dengan air bersih) 
  4. Jangan menggaruk kulit yang terkena bahan kimia 
  5. Menuju ke tempat yang cukup oksigen 
  6. Menghubungi paramedis secepatnya 
Masalah penanganan limbah bahan kimia :
  1. Limbah berupa zat organik harus dibuang terpisah agar dapat didaur ulang 
  2. Limbah cair yang tidak berbahaya dapat langsung dibuang tetapi harus diencerkan dulu dengan menggunakan air secukupnya 
  3. Limbah cair yang tidak larut dalam air dan limbah beracun harus dikumpulkan dalam botol penampung dan diberi label 
  4. Limbah padat harus dibuang terpisah karena dapat menyumbat saluran air 
  5. Sabun, deterjen dan cairan yang tidak berbahaya dalam air dapat langsung dibuang melalui saluran air kotor dan dibilas dengan air secukupnya 
  6. Gunakan zat / bahan kimia secukupnya